Senin, 08 Mei 2017

:)

Ada beberapa perempuan yang menyembunyikan dan memendam cintanya dengan demikian rapi, sekerling pun mereka tak memperlihatkan getar hatinya. 

Mereka berpura-pura sibuk dengan sedikit luka yang menganga dan ngilu.

Mereka bahkan tidak mengijinkan sesuatu selembut angin untuk tahu,  cinta mereka sesepi penyair yang dibuang oleh rasa frustasi dan kecewa.

Mereka mencintai dengan berdiam dan memandang dari jarak yang membuat mereka tersiksa. Mereka mencintai seseorang di dalam hatinya sendiri, mereka hidup dan terluka dalam bayangan. Cinta mereka sesepi kota tua di ujung bumi. 

Cinta mereka tak pernah terungkap, mereka seakan berkhianat pada diri mereka sendiri. 
Jika malam tiba, mereka mendengus-dengus meratapi cara mencintai yang membuat mereka hampir mati diterjang rindu.


Ketika dengungan malam melantukan nada sunyi, mereka menikmati dan meresapi hingga masuk menyentuh rahasia yang selama ini mereka sembunyikan dari dunia. Hingga akhirnya mereka sadar bahwa mereka sedang mencintai, seketika itu rasa hampa datang menyelinap menyuruh merenung, perlahan-lahan menyentuh qalbu dan melelahkan beberapa butir bening dari sudut yang selama ini bersembunyi.

Seketika itu, mereka terjerembab tak berdaya seakan tulang belulang mereka hancur dihantam palu raksasa.
 
Mereka mencintai dari dalam sunyi yang gelap. Merengek dengan nada tak bersuara. 
Detik itulah, mereka gugur laksana sehelai daun yang jatuh diterjang musim kemarau.

Minggu, 07 Mei 2017

7年前に

Apakah kau tahu, rasanya mencintai namun bertahan untuk tidak memiliki?
Bertahan untuk tidak mengungkapkan?
Percayalah, ini lebih dari sekedar...
Patah hati...


Aku bingung harus memulai ini dari mana. Seperti 7 tahun lalu, akupun sudah lupa bagaimana kita saling kenal tapi tidak saling menyapa.

Aku bersyukur kepada semesta, sebab aku dan kamu bisa dipertemukan walau hanya lewat chat. Tak luput akupun berterimakasih kepada dia. Berkat dia, kita bisa saling sapa.

Tapi, karna dia juga aku berhasil membuka luka lama. Luka yang kututup begitu rapat agar tidak kembali terbuka. Tapi apalah daya, jika menyangkut tentang kamu, semua akan dengan mudah terbuka tanpa kupaksa tanpa terencana.

Aku, wanita yang sempat mempunyai rasa. Bukan, tapi wanita yang sampai saat ini masih mempunyai rasa yang sama. Rasa yang aku

Rabu, 03 Mei 2017

Ikhlas

Sebab bagaimanapun rasa dan hubungannya, jika memang tak ada ikatan nyata maka keikhlasan adalah jawabannya.

Kita yg hanya sebatas teman, sebatas saling mengenal lewat canda yg tak sengaja terpaut, serta sebatas dua insan yg tak sengaja tertarik satu sama lain, hanya dapat mengikhlaskan ketika waktu dan kesempatan belum berpihak.

Melepas seseorang yg sempat memberi warna dalam setiap tawa dan duka adalah sebuah kebijaksanaan yg perih. Akan tetapi harus bagaimana lagi jika itu terus dibiarkan maka hati akan semakin tertaut pada kenyataan yg tidak pasti.

Jikalau memang namamu dan namaku tertulis berpasangan di lauhul mahfudz maka saling melepaskan hari ini hanyalah awal dari sebuah ujian menuju kebersamaan kelak.

Namun, lain halnya jika kita tidak ditakdirkan bersama. Hati yg sudah terlanjur menaruh harap hanya akan berakhir patah. Bukan kah itu sebuah kelalaian besar? Dimana seharusnya kita berdua mampu menjaga diri dari kesalahan seperti ini.

Maka melepas adalah jalan pertama yg harus dilalui agar rasa yg tercipta itu tidak meracuni hati. Tak ada satu pihak pun yg menaruh harap terlalu tinggi, tak ada yg dibiarkan menunggu ketidakpastian, sebab masing-masing akan mengarungi hidup dalam penantian yg sebenarnya.

Hingga tangan Allah menyatukan apa yg semestinya disatukan. Entah berjodoh atau tidak, pertemanan akan selalu ada. Hanya saja, dengan penjagaan yg berbeda. Membentengi kembali untaian pintu dihati agar tak terjerumus untuk kesekian kali.

Selamat melepas untuk hati yg berani ikhlas 