Sudah kuduga ocehan itu akan terdengar jelas ditelingaku. Ocehan yang memecahkan kesunyian di tengah keheningan malam. Ocehan yang sudah kutahu isinya, kutahu kata-katanya, kutahu intinya. Ocehan yang membuat kepalaku ingin mengeluarkan dan memuntahkan isinya.
Kenapa harus terjadi lagi Ya Allah ?? Tidak bisakah engkau memberikan kehidupan yang nyaman buat keluargaku ?? Kehidupan bahagia yang pernah aku rasakan sebelum engkau renggut. Apalagi yang salah ?? Terlalu banyakkah dosa yang kami perbuat kepada-Mu ?? Terlalu marahkah Engkau terhadap kami ?? Yang kutahu Engkau maha penyayang lagi maha pemaaf. Dan Engkaulah yang mendengar semua keluhan hambamu ??
Setiap hari aku menadahkan dua tangan lalu meletakkan nya di dekat hati. Berdoa agar Engkau menjabbah doa-doa yang telah kupanjatkan. Doa-doa yang mungkin Engkaupun telah bosan mendengarnya. Kenapa tidak Engkau kabulkan saja doa ku yang satu itu ?? Hiraukan permintaanku yang lain, tapi tolong jabbahlah doa yang sampai berbusa-busa kuucapkan, sampai lelah kupanjatkan, namun tak kunjung Engkau kabulkan.
Berapa lama lagi aku harus menunggu Ya Allah ?? Berapa sakit lagi cobaan yang harus aku lalui ?? Kalau memang menggantikan posisi itu memungkinkan, biarkan aku saja yang menanggung semua, jangan dia. Dia masih terlalu tolol untuk mendapatkan cobaan seberat ini.
Tidakkah Engkau kasihan dan merasa iba pada hambamu yang Engkau berikan cobaan sberat ini ?? Itu semua tidak sebanding dengan umurnya yang masih sangat muda, diumur yang seharusnya ia sedang asyik bermain gadget, tertawa dengan riangnya, menikmati hidup yang seharusnya memang ia nikmati.
Kalau semua cobaan yang Engkau berikan sebagai pembelajaran karena mungkin dulu dia sering melakukan khilaf, kenapa tidak aku saja Ya Allah ?? Aku juga sering melakukan kekhilafan yang mungkin saja membuat Engkau murka...Jangan dia, dia cuma anak kecil yang baru saja memulai dunia. Maafkan semua kesalahannya Ya Allah, jangan hukum dia seberat ini.
Jujur aku sudah bosan menunggu hari. Menunggu hingga pagi dan mataku terbuka dari tidurku, berharap akan ada keajaiban yang bisa membuat hatiku bahagia. Tapi kenyataan yang terjadi berbanding terbalik dengan ekspektasi yang kuharapkan. Dan itu menyakitkan. Tidakkah Engkau ingin membuat hati hambamu senang ?? Tolong, buat lah hati hambamu yang hina ini bahagia walau hanya kebahagiian kecil Ya Allah.
Pemintaanku tidaklah muluk-muluk. Aku tidak minta menjadi orang yang kaya raya Ya Allah, aku tidak minta harta yang melimpah, aku hanya minta agar keluargaku ini kembali utuh. Agar makanan di rumah selalu habis, karena ada seseorang yang melahap makanan dengan rakusnya melebihi porsi kami semua, agar ada orang yang bisa kuajak bertengkar, aku rindu akan ocehannya yang tidak senang dan sangat membenci mencium aroma "pempek" makanan khas kotaku, aku sangat rindu melihat sapu terbang yang melintasi pintu dan pagar lalu menghantam kepalanya, karena kekesalanku akan kenakalannya. Aku rindu semua momen itu Ya Allah.
Aku yakin Engkau bisa mengabulkan semuanya dalam hitungan detik jika Engkau menghendakinya. Tapi lagi-lagi aku harus dibuat sabar dan menunggu untuk mendapatkan kebahagiaan tersebut. Kenapa harus sabar dan terus menunggu ?? Harus sampai kapan Ya Allah ?? Sampai tubuhnya yang awalnya gemuk sehat tinggal kurus kering seperti orang terkena gizi buruk ??
Aku yakin Engkau mendengar semua doaku. Doa yang slalu kupanjatkan di dalam sujud terakhirku, dan sesudah sholat. Apakah pintu hatiMu tak terketuk mendengarnya ?? Aku yakin Engkau sekarang melihat betapa lancangnya hamba yang memprotes semua keadaan ini. Keadaan yang semuanya terjadi akan kehendak-Mu. Aku hanya kehabisan kata untuk mengungkapkan semuanya Ya Allah. Tolong kuatkanlah hamba, jadikan hamba seperti batu yang tak akan mudah terkikis, yakinkan hamba bahwa semua yang hamba harap selama ini tidak akan ada yang sia-sia. Terutama berikan lah kekuatan lahir batin untukknya Ya Allah. Aku titip dia Ya Allah, lindungi ia slalu dlam lindungan-Mu.
Aku yakin Engkau pun turut prihatin melihat keadaannya. Engkau lihat ? Matanya yang bulat sendu dan tegas, sekarang mulai cembung. Tubuhnya yang besar tinggi gemuk sehat, sekarang bagaikan tengkorak hidup. Aku tidak tega dan amat tidak tahan ketika ia menangis dan mengeluh di dalam telpon, merengek agar segera kembali. Lantas aku bisa apa Ya Allah ?? Air mataku seakan telah kering untuk menangisi hal ini. Untung saja aku tidak menjadi orang gila karena tekanan yang teramat berat. Aku lelah harus berpura-pura bahagia dan sekan tidak terjadi apa-apa dalam 2 tahun terakhir ini Ya Allah.
Belum lagi ocehan dan adu mulut yang sering terjadi di rumah ini. Yang terus menyalahkan satu sama lain. Apakah mereka tidak tahu atau tidak mau tahu kalau aku sudah muak mendengar ocehan mereka ?? Sudah terlalu sakit kupingku mendengar ocehan yang berujung dengan keluarnya air mata yang mungkin itulah yang bisa melegakan semuanya. Aku paham betul bahwa mereka memiliki beban dan tekanan yang lebih berat daripada yang kurasakan. Mereka jauh lebih sulit untuk menerima semua keadaan yang berbanding terbalik dan bagaikan mimpi ini.
Ya Allah aku sudah kehabisan cara agar doaku didengar, siapa tahu dengan tulisanku ini Engkau akan membaca semua yang aku rasakan. Sampai tulisan ini dibuat, mataku tak henti-hentinya mengeluarkan air mata. Tidak cukup kasihan kah Engkau melihatnya ??? Kalau begitu aku hanya ingin tertidur pulas Ya Allah, karena dengan tidur setidaknya aku tidak merasakan beban yang sedang kurasakan. Engkau boleh membangunkanku, jika doa ku telah Engkau dengar, Engkau jabbah, Engkau kabulkan, dan Engkau wujudkan :) Deal ya Ya Allah ..........