Kamis, 31 Desember 2015

Terima Kasih untuk 12 bulannya, Tuan.

"Aku baik-baik saja. Aku mampu dan aku kuat." Mungkin kalimat tersebut telah kutanamkan di dalam hatiku sejak kejadian yang tak pernah kuduga akan terjadi tepat di 12 bulan kebersamaan kita. Sebegitu menjengkelkan kah aku dimatamu. Hingga untuk yang kesekian kalinya kau mampu membuat tangisku begitu terisak. 

Dan untuk kesekian kalinya juga kau meninggalkanku tanpa ucap dan kata. Begitu mudahnya kau meninggalkan orang yang kau sebut dengan sayang ?? Aku tahu, egoku telah memuakkanmu. Dan akupun paham, jika selama kebersamaan kita, mungkin aku adalah sosok kekasih terburuk yang pernah tinggal di hatimu. Namun ketahuilah, rasa tulus yang selalu aku beri, lambat laun yang akan membuat
aku sakit sendiri.

12 bulan, sekali lagi, bukan waktu yang singkat kan ?? Di 12 bulan kebersamaan kita, tidak bnyak ekspektasi yang kuharapkan. Aku hanya ingin di moment pergantian tahun ini, aku dan kamu menghabiskan waktu bersama. Tidak perlu membawakanku seikat mawar dan kue ucapan, tidak perlu menepati janji mu yang akan memberikanku boneka yang kuinginkan, karna aku tahu kau bukan tipe pria romantis yang di idamkan bnyak perempuan. 

Tak apa, tak perlu menjadi pria romantis seperti yang ada di drama korea. Aku bahagia, dengan caramu membuat hari-hariku menjadi penuh warna. Walau kadang sering menjengkelkan dan menyebalkan, namun berdua denganmu, menempelkan kepalaku di pundakmu, adalah suatu kebahagiaan yang tak akan pernah ternilai dengan apapun.

Seharusnya, semalam adalah moment yang akan kita ingat di perjalanan kita. Seharusnya, semalam kita lewatkan dengan canda tawa dan bahagia. Seharusnya, semalam tidak terjadi insiden yang membuat aku harus berusaha keras menahan agar air mataku tak tumpah. Tapi, semua rencana yang sudah aku impikan jauh dari sebelum semalam, semuanya melebur menjadi satu seiring dengan bergemuruhnya kembang api yang bertaburan di langit malam. Hilang, di dalam langit yang pekat.

Terimakasih, atas semua kenangan, suka duka, canda tawa, bahagia kecewa. Semua atas nama tentang dirimu, akan selalu terukir dan terpatri kuat di dalam pikiran, maupun hatiku. Baik burukmu, telah menjadi janjiku kepada tuhan akan menerima semua itu. Bersamamu, walau dalam keadaan sekecewa apapun, masih bisa membuatku kembali ingin pulang, hanya kedalam pelukanmu.

:) doraemon itu, akan lebih cantik jika dibungkus oleh kertas kado bergambar hati. Dan cincin itu, akan lebih indah bila kamu yang memakaikannya di jari manisku. Tapi, ahsudahlah. Mungkin kau menginginkanku untuk mandiri, untuk memakainya di jariku sendiri. Atau mungkin, rencana yang kau susun telah aku hancurkan tanpa kusengaja.

Lepas dari malam gelap itu semua. Lepas dari tidur dan bangunku yang masih dengan tangis di pelupuk mata, semua akan aku ingat, dan akan menjadi pelajaran yang tidak akan aku dapatkan di siapapun, kecuali kamu. Terimakasih atas semua hal yang pernah kau beri. Maaf, untuk sosok perempuan yang belum dan mungkin tidak bisa menjadi seseorang terbaik yang pernah singgah dan hampir menetap dihatimu. Maaf atas semua kurangku, khilafku, dan kesalahan yang sengaja atau tidak sengaja kuperbuat untuk dirimu. 

Menulis, adalah caraku bercerita tentang dirimu. Menumpahkan semua yang kurasakan. Mengatakan apa yang ingin kukatakan. Karna, jika aku harus berbicara langsung menatap mata coklatmu, sungguh yang akan bercerita hanya air mata yang tumpah dari pelupuk mataku. Janjiku dari dulu untuk tidak lagi menangis dihadapanmu, tidak pernah benarbenar kutepati. Maaf, karna dihadapanmu, akupun tak kuasa untuk tidak cengeng. Tapi, kemarin malam adalah yang terakhir buatmu harus mengusap air mataku. Apakah kau tak merasakan air mataku yang kau usap begitu hangat ? Banyak yang bilang, air mata seorang yang mencintaimu akan terasa begitu hangat. Dan itu aku. 

Akupun tidak yakin akan bertahan satu hari tanpa kabar darimu. Namun, kenyataan yang ada, mulai dari sekarang aku harus membiasakan diri. Karna pada kenyataannya, kehilangan itu bersifat pasti, entah sekarang ataupun nanti, entah hari ini ataupun besok, entah kapan, semua akan kehilangan. Dan kehilangan kamupun bersifat pasti. Kapanpun itu, aku harus siap. Mau tidak mau, ingin tidak ingin.

Selamat tanggal 1 untuk ke 12 kalinya. Selamat anniversary untuk pertama dan yang terakhirnya. Aku tau keputusanku akan membuatku sakit sendiri. Namun rasa kecewa yang kau buat, akan membuatku pulih dengan sendirinya. Tak masalah, tak usah merasa bersalah. Karna akulah penyebab dari semua ini. Aku tidak pernah menyesali semua yang telah terjadi. Karna sayang dan cinta yang ada, tulus tanpa pamrih. Terimakasih juga telah mengizinkanku untuk mengenyangkan perutmu dengan masakanku yang tak seberapa lezat rasanya. Namun, melihatmu makan dengan lahapnya, adalah bahagia di atas bahagia yang pernah ada.

Sampai bertemu di lain waktu tuan. Semoga kau tidak pernah melupakanku. Semoga kelak yang akan menghuni hatimu nanti adalah orang yang paling tepat untukmu. Bisa membuat masakan yang lebih enak dariku. Bahagiamu melebihi segalanya untukku. 

Sampai tulisan ini kubuat, air matakupun turut mengukir di setiap katanya.


Dari wanita yang matanya sukses 
kau buat tambah begitu sipit, aku :')

0 komentar: